PERTUNJUKAN BIANGGUNG DITINJAU DARI ASPEK MUSIKAL DAN RITUAL DI DESA KUALA TOLAM KECAMATAN PELALAWAN KABUPATEN PELALAWAN PROPINSI RIAU



Nurmalinda Nurmalinda(1*)

(1) 
(*) Corresponding Author

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pertunjukkan bianggung ditinjau dari aspek musikal dan ritual di Desa Kuala Tolam Kecamatan Pelalawan Kabupaten Pelalawan. Ditinjau dari aspek musikal pertunjukkan bianggung  memiliki beberapa unsur musik di antaranya adalah irama/ritme, tempo, birama, melodi, dan dinamik. Unsur-unsur musik tersebut memiliki fungsi yang berbeda satu sama lainnya dalam pertunjukkannya. Ditinjau dari aspek ritualnya   pertunjukan bianggung ini adalah sebagai media penghubung atau komunikasi pebayu dan si pelaku bianggung dengan dunia gaib,  Dalam hal ini pebayu melakukan komunikasi dan memberikan perintah kepada mambang-mambang/makhluk halus agar masuk ke dalam tubuh si pelaku bianggung. Musik bianggung berfungsi sebagai pengiring/ mengiringi pada saat si pelaku memulai aksinya yang mana si pelaku bianggung sudah tidak lagi berprilakuan seperti manusia normal tetapi berprilakuan seperti mambang yang sudah merasukinya. Di dalam pertunjukkan bianggung ini musik juga memiliki keunikan yang  hal itu terbukti pada saat Gendang bebano dipukul atau dimainkan si pelaku bianggung akan bergerak (membentuk sebuah tarian sederhana) dimana gerakannya mengikuti suara yang dikeluarkan dari gendang bebano tersebut. Ditinjau dari aspek ritual  bianggung adalah suatu pertunjukkan yang sifatnya pemanggilan-pemanggilan mambang-mambang (sejenis mahluk halus/roh-roh) agar masuk kedalam tubuh si pelaku permainan ini. Mambang-mambang  adalah perwujudan dari binatang dan tumbuh-tumbuhan yang menyerupai perempuan yang sangat cantik jelita seolah seperti bidadari yang turun dari kayangan. Setelah mambang-mambang tersebut masuk ke alam bawah sadar si pelaku akan kehilangan kesadarannya dan si pelaku akan berubah dimana kepribadiannya tidak lagi seperti manusia normal melainkan seperti apa mambang yang dipanggil oleh pebayu (pemantra) maka seperti itulah prilaku si pelaku tersebut.

Doi: 10.22216/jit.2014.v8i4.11


Full Text:

PDF

References


Anandar, Merriam, 2008. Musik Tradisional Katobung. Pekanbaru, Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau.

Atan Hamju dan Amillah Windawati. 1984. Seni Musik, Untuk SMA Jilid 1.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rajawali Pers: Surabaya.

Bahar, Mahdi. 2009. Islam Landasan Ideal Kebudayaan Melayu. Malak: Malang.

Elmustian. Dkk. 2005. Pengkajian Alat-Alat Musik Tradisional Daerah Riau. Balai Pengkajian Dan Pelatihan Dinas Kebudayaan Kesenian Dan Pariwisata Provinsi Riau: Pekanbaru.

Effendy, Tenas Dkk. Alat-alat Musik Tradisional Daerah Riau. Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Riau Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Riau.

Hamidy. UU. 1991. Estetika Melayu Di Tengah Hamparan Estetika Islam. Zamrad. Pekanbaru.

Iskandar. 2008. Metodelogi Penelitian Pendidikan dan Sosial (kuantitatif dan Kualitatif). Gaung Persada Press: Jakarta.

Kodijah, Latifah dan Marzoeki. 2002. Istilah-Istilah Musik. Djambatan: Jakarta.

Levi-Strauss, Claude. 1996. Mitos Dukun dan Sihir. Kanisius: Yogyakarta.

M. Miller, Hugh. Pengantar Apresiasi Musik.

Rahman, Elmustian, dkk. 2003. Alam Melayu.UNRI Press Pekanbaru, Dinas Kebudayaan, Kesenian dan Pariwisata Provinsi Riau.

Sylado, Romy. 1988. Menuju Apresiasi Musik. Bandung. Angkasa

Soepandi. 1978. Diktat pengantar pengetahuan musik tari. Akademis seni tari Indonesia. Yogyakarta.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2015 Jurnal Ipteks Terapan

Online ISSN : 2460-5611 | Print ISSN : 1979-9292

Publish by LLDIKTI Wilayah X (Sumatera Barat, Riau, Jambi dan Kepulauan Riau)

Jl. Khatib Sulaiman No 1 Kota Padang. Kode Pos 25144. Telp 0751-7056737. Fax 0751-7056737. Website:http://www.kopertis10.or.id

Web Analytics Made Easy - StatCounter View My Stats

Creative Commons License 

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.