Reader Comments

Tahapan Perencanaan Sistem Penyediaan Air Bersih Skala Kecil (Pedesaan)

by Logan Corbitt (2020-08-27)


A. Pendahuluan

Air merupakan keperluan basic (basic need) bagi kehidupan manusia, gara-gara air merupakan gizi makro yang benar-benar penting. Air berfaedah sebagai sumber asupan mineral, mengatur suhu tubuh, pembentuk cairan darah, pembentuk sel, dan melancarkan pencernaan.
Air bersih adalah tidak benar satu model sumber kekuatan berbasis air yang bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan kegiatan mereka sehari juga untuk mengonsumsi air minum.
Namun kenyataan kelangkaan air bersih berlangsung di sejumlah lokasi di Indonesia khususnya di daerah pedesaan yang tidak terjangkau layanan PDAM. Ada sejumlah faktor penyebap mengapa sampai sejumlah desa atau kampung mengalami kelangkaan air, misalnya: sumber air yang jauh dari pemukiman penduduk, air yang keruh dan berasa asam karena wilayahnya berbentuk rawa, atau juga karena segi topografi di mana sumber air berada didalam gua perbukitan yang elevasinya lebih rendah dari pemukiman masyarakat (daerah pelayanan) sehingga air tidak mampu dialirkan secara gravitasi, dll.
Melihat layanan PDAM yang lebih terkosentrasi di wilayah perkotaan, maka untuk penyediaan air bersih di daerah pedesaan atau kampung dapat dikerjakan bersama membuat program penyediaan air bersih secara partisipatif (skala kecil) bersama mengandalkan sumbangan sukarela berasal dari warganya atau menyisihkan sebagian dana pertolongan dari program PROSPEK, PNPM Mandiri, alokasi dana kampung (ADK), dan juga dana dukungan lainnya . Sistem penyediaan air bersih yang akan di bangun pada lokasi pedesaan atau kampung lebih dikonsentrasikan pada sistem komunal bukan individu serta gunakan teknologi pas guna yang berbiaya rendah didalam operasi dan pemeliharaannya.

B. Tahapan Perencanaan SPAB

1. Pemilihan Sumber Air Baku
Air baku adalah air yang berasal berasal dari sumber air yang perlu atau tidak kudu diolah menjadi air bersih. Dalam menentukan sumber air baku yang berpotensi baik berasal dari segi mutu maupun kuantitas (mata air, air tanah, air hujan, air permukaan). Ketika mencari dan menentukan sumber air baku, carilah sumber air yang nantinya mampu diinput teknologi simple yang menekankan pengaliran air secara gravitasi, dan juga dikala dioperasikan perawatannya ringan dan murah. Misalnya cari sumber mata air yang elevasinya lebih tinggi dari pemukiman penduduk (daerah pelayanan), supaya air mampu dialirkan secara gravitasi.
Kendala akan dihadapi andaikata sumber air baku elevasinya lebih rendah dari pemukiman masyarakat (daerah pelayanan), pasti butuh perlindungan pompa untuk mengangkat air. Jika manfaatkan pompa, pasti butuh listrik dan bagaimana kalau di desa tidak ada listrik, pasti teknologi yang digunakan jadi rumit dan anggaran yang diperlukan cukup besar. Misalnya sumber mata air (air baku) berada di dalam gua perbukitan yang elevasinya lebih rendah berasal dari pemukiman masyarakat yang belum dialiri listrik berasal dari gardu induk PLN, alternatifnya dapat dengan instalasi listrik tenaga matahari (panel surya) untuk mengangkat air ke permukaan, tapi biayanya lebih besar dibandingkan proses gravitasi.
2. Pengukuran Debit (Kuantitas)
Cek jumlah sumber air, jika sumber air permukaan (sungai, mata air, dll). Cek jumlah air sungai, kalau tidak tersedia air atau kering pada musim kemarau panjang, maka sungai tidak bisa digunakan sebagai sumber air.
Cek kuantitas air sungai sungai, jikalau sungai tidak pernah kering dan tersedianya information hasil pengkuran debit minimum terhadap musim kemarau panjang, maka sungai sanggup digunakan sebagai sumber air.
3. Pengukuran Kualitas Air Sungai
Pengukuran mutu air baku dilakukan di laboratorium, lantas hasilnya dibandingkan bersama standar kualitas yang berlaku, cocok bersama Keputusan Menteri Kesehatan 907/Menkes/SK/VII/2002. Jika kualitasnya di bawah standar, akan menjadi bahan evaluasi untuk pilih lebih kurang teknologi tepat kegunaan seperti apa yang bisa digunakan untuk menambah kualitas air supaya layak untuk dikonsumsi penduduk.
4. Penentuan Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Data kuantitas masyarakat dan kepadatan masyarakat dipakai untuk memilih daerah pelayanan.
5. Menghitung Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air keseluruhan dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah diproyeksikan untuk beberapa tahun mendatang dan keperluan rata-rata tiap tiap pemakai dengan sesudah ditambahkan 20% segi kehilangan air (kebocoran). Kebutuhan keseluruhan ini dipakai untuk mengecek apakah sumber air yang dipilih mampu digunakan. Kebutuhan air bersih ini didasarkan atas layanan bersama gunakan Hidran Umum (HU).
6. Menentukan Sistem Pengolahan Air Bersih
Dalam menentukan proses pengolahan air bersih di pedesaan akan terkait oleh mutu sumber air baku, tapi demikian terhadap biasanya diusahakan perlu sederhana, murah didalam biaya pembangunan, operasional dan pemeliharaannya.

C. Contoh Perhitungan bersama Permisalan Kasus
Suatu sumber mata air (sumber air baku) yang berasal dari aspek kualitas baik, sesudah dikerjakan pengukuran diketahui punyai debit 5 liter/detik. Direncanakan sumber air ini akan melayani kampung B yang punyai kuantitas penduduk terhadap tahun 2014 adalah 350 jiwa dengan perkembangan masyarakat sebesar 1,2 % per tahun. Asumsi kebutuhan air bersih penduduk 60 liter/orang/hari (skala komunal), bersama dengan th. rencana hingga 2020. Apakah sumber mata air tersebut layak dan mampu mencukupi kebutuhan air bersih warga kampung B di dalam kurun saat yang sudah direncanakan dan memastikan sistem pengolahan air bersih yang sesuai ?
Jawab :
*) Hitung proyeksi jumlah masyarakat th. rancangan 2020
Pn = Po (1+r)n
= 350 (1 + 0,012)6
= 350 (1,012)6
= 376 orang
*) Hitung keperluan air bersih, Qmd
Qmd = Pn X q X fmd
Qmd = 376 x 60 liter/orang/hari x 1,05
= 23688 l/hari
= 0,27 l/detik
*) Hitung kebutuhan total air bersih, Qt
Qt = 0,27 l/detik X 100/80
= 0,3375 l/detik
*) Bandingkan bersama debit sumber mata air (air baku)
Kebutuhan total air bersih 0,3375 liter/detik atau kira-kira 29.160 liter/hari. Sedangkan sumber air baku (mata air) membuahkan 5 liter/detik atau 432.000 liter/hari dan pada debit yang dihasilkan mata air dengan keperluan total air bersih ada surplus kira-kira 402.840 liter/hari.
*) Tentukan proses pengolahan air bersih
Dalam pilih Sistem pengolahan air bersih pedesaan (SPAB) akan terkait oleh mutu sumber air baku. Berdasarkan pengalaman dan SPAB yang ada di pedesaan , instalasi pengolahan lazim yang ada dan digunakan sebagai tersebut :
a. Bangunan Intake (Penyadap)
Berupa pipa sadap (PVC/Gl) yang dihitung :



b. Bangunan Penampung
Volume bak penampung = sementara detensi (td) x Q
= 3 jam x 0,3375 l/detik
= 4 m3
Dimensi bak penampung :
Panjang = 2,0 meter
Lebar = 2,0 meter
Tinggi = 1,5 meter
c. Bangunan Saringan Pasir Lambat (SPL)
Luas Permukaan (A) = Qt /v filtrasi = 0,3375 l/dt / 0,3 m3/m2/dt = 4,5 cm2
Jumlah unit bangunan SPL = 2 unit
= 4,5/2 = 2,25 m2
Dimensi SPL : Panjang = 2,25 meter
Lebar = 1 meter
Tinggi = 1 meter
Tinggi fasilitas filter (pasir ) = 0,75 meter
Efective Size (ES) = 0,15 – 0,35 mm
d. Bangunan Hidran Umum/Kran Umum (HU/KU)
Bangunan Hidran umum langkah perhitungannya sama dengan bak penampung, sehingga dimensinya sama 4 m3, mengingat jarak maksimum pada hidran lazim maksimum 200 meter, maka untuk jumlah penduduk 376 jiwa diperkirakan sanggup dilayani oleh 2 unit hidran umum dengan volume masing-masing HU 2 m3.

Gambar Alur Sistem Penyediaan Air Bersih (SPAB)

D. Saran
Air bersih terlalu diperlukan oleh manusia dikarenakan merupakan kebutuhan dasar (basic need), diharapkan pemerintah kudu menyimak persoalan penyediaan air bersih dan air minum, terutama di tempat pedesaan atau di kampung-kampung melalui program percepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Tingkat pemenuhan air minum merupakan keliru satu obyek dalam MDGs 2015 (millennium development goals) atau target pembangunan milenium. MDGs tetap tersisa satu tahun lagi, oleh dikarenakan itu terlalu diinginkan juga pemerintah mengakibatkan program pembangunan yang langsung menyentuh kebutuhan basic masyarakat (basic need), agar sejumlah target didalam MDGs untuk Indonesia sebisa bisa saja terealisasi. (*)

Here is more information about Kontraktor Water Treatment Indonesia have a look at our website.